S3LamaT dAtan9 di nyon9 AmboN poEnYa bLog

Selasa, 20 September 2011

SEJARAH ASAL USUL NEGERI NUSANIWE


Basudara pela deng gandong,   ni beta ada sedikit info tentang  Sejarah Asal usul negeri Nusaniwe, semoga info  Ini dapat berguna buat katong samua sebagai generasi penerus….

Sejarah pertebaran generasi atau penduduk mula-mula di pulau Ambon dan lease, tidaklah  terlepas pisah dari penduduk asli pulau seram, Halmahera dan jawa (Tuban). Masyarakat/ kelompok-kelompok kecil yang datang itu biasanya mendiami daerah-daerah pegunungan sebagai tempat pemukiman pertama yang disebut “Negeri Lama”, ketika terjadi peperangan dan pertambahan penduduk di kemudian hari maka terjadi pula perpindahan dari daerah pegunungan ke bagian pesisir (pantai) yang disebut  “kampong/negeri baru”. Menggali/mengenal asal mula Dusun Airlouw, itu berarti menggali/mengenal Nusaniwe secara utuh. Dengan kata lain Airlow (dulu Hatiary) adalah Nusaniwe atau Rossaniwe  yang artinya, Pulau kelapa (Nusa=pulau, dan niwel:kelapa). Menurut cerita, orang pertama atau generasi mula-mula yang masuk dan mendiami negeri tau Dusun Nusaniwe berasal dari seram utara tepatnya kampong tobu pada abad  13 M. Kisah ini berawal dari dua bersaudara yaitu Surihai dan Lasang Pius Wattilete. Dengan bertolak dari tempat asal dan menyisir pantai Hutumuri ke arah barat tibalah mereka di suatu Labuan atau pantai yang di sebut juga “Labuan sipadore”, artinya sampai sudah sore  (Labuan Sipadore disebut juga Labuan Raja” yang  artinya pantai tempat mandi raja dan keluarga)
Tempat yang pertama Surinai dan Lasang pius Wattilete adalah Lahuung yang berlokasi di sebuah gunung yang diberi nama gunung Tola (artinya tempat bertolak) dari Lahuung mereka bertolak ke “Tariu” (artinya tempat yang tenang,teduh,sunyi/tidak ada suara), daerah disamping sekarang merupakan tempat rumah tua Kapitan Wattilete dan sebagai tempat upacara panas ADat/ panas Pela Kapitan dan Malessy. Pada perkembangan selanjutnya, ketika terjadi pertambahan penduduk di kemudian hari maka mulailah terbentuk suatu kelompok masyarakat kecil yang bertempat di “Amanila (artinya tinggal Bapa)”  yang berdekatan dengan “Rumila(artinya rumah Ilah)”. Amanila dihubungkan dengan tempat tinggal Surinai dan Lasang Pius Wattilete, disitu terdapat “Rumila” yang merupakan baileo(sebutan sekarang) adalah tempat berkumpul Upulatu/Raja dan warganya serta berbagai tempat upacara kepada Ilah-ilah(arimistik). Menurut penuturan, dari Amanila da Rumila mereka membangun sebuah kota kecil dan disitu terbentuklah kerajaan Nusaniwe yang pertama. Tempat dimana kota kecil/Kerajaan Nusaniwe didirikan adala “Amatiang (artinya tiang Bapa)” atau Ukuhener (Uku:suara/bunyi, dan Hener: Air mengalir) jadi Ukuhena adalah bunyi/suara air yang mengalir. Ukuhena menunjuk kepada kekayaan alam kerajaan Nusaniwe berupa sumber air yang melimpah, pohon sagu dan pohon duren pada zaman itu. Buktinya sampai sekarang ini kita masih bis a melihat banyak sungai atau kali mati yang etrsebar di seluruh negeri, pohon sagu dan duren semakin jarang tetapi masih banyak tersebar luas di pegunungan.
Lebih lanjut dikatakan oleh J.Wattilete (mantan Raja Nusaniwe) bahwa Pamareuta (Raja) dengan Gelar Latu-latu Laiar yang disertai dengan pengawal/pelindung Raja adalah Surinai (Kakak) yang bergelar Latu-latu kapitan. Pada Zaman itu belum ada istilah Raja, dizaman kerajaan Nusaniwe yang dikenal adalah Pamareuta (Latu/Raja) yang disebut sebagai kepala Adat/pimpinan. Pemerintah Negeri/negeri saniri yang meliputi Soa-soa dengan Mata Rumahnya dan Saniri besar yang meliputi seluruh komponen masyarakat termasuk tukang,kewang, marinyo, aueng dan masyarakat. Luas wilayah kerajaan meliputi Labuan Honipopu (dibelakang kota) sebagai benteng Victoria dan berbatasan dengan petuanan Negeri Soya. Di Era colonial pada Zaman Portugis dan Belanda menjajah Maluku dan Ambon khususnya (pada Abad 15-16) pada tahun 1959 kerajaan ini masih tetap berdiri di bawah Pamareuta Lasahalila/ Lasahanila Wattilete dengan 10.000 prajurit pemerintah kerajaan kemudian di alihkan ke daerah Urimessing dan disitulah dibangun “Baileo” yang kedua setelah “Rumila” (sekarang tempat baileo Nusaniwe di belakang kantor PLN ambon daerah sekita pohon pule). Di Nusaniwe pada abad tersebut sudah ada Ulihima/ lima kelompak masyarakat atau Dusun kecil yang dipimpin oleh Aman/Hena  (orang kaya) dan Pati (di desa Amahusu) yang semuanya berada di bawah pimpinan Upu Latu/ Raja Nusaniwe yang disebut Pamarentah , kelima Dusun/ulilima itu adalah:
1.      Papala                      : kampung yang dipimpin oleh Risakotta pada bagian Latuhalat
2.      Ukuhuri                    : kampong yang dipimpin oleh Raja di sebelah barat/Latuhalat
3.      Ukuhener                : Daerah dari pos polisi Latuhalat sampai Pintu Kota
4.      Hatiari                      : airlouw yang sekarang
5.      Seilale                      : Di antara/ di atas bukit (mengapit Latuhalat, Erie dan Airlouw















Akibat “strategi adu domba” belanda (1069-1610) yang ingin menguasai Nusaniwe, maka terjadilah “kudeta” didalam kerajaan, mengakibatkan terjadi pula peralihan kekuasaan dari Lasahanila Wattilete ke Lopulalan. Penguasaan kerajaan yang baru lopulalan/Latusopulalan yang disebut juga Antony de sosya dibawah pimpinan Andre Fotando, mengirim “raja” tersebut ke benteng Laha yang kemudian di baptis di sana. Dengan demikian Nusaniwe merupakan negeri/desa pertama yang menerima Kristen di pulau Ambon sekitar abad 16 M. di zaman belanda itulah terjadi beberapa perubaha  pada kerajaan Nusaniwe antara lain:  system pemerintahan dari Pamareuta/Upulatu diganti dengan gelar Raja. Masyarakat Aman/Hena(orang kaya)dikerajaan Nusaniwe, di ubah ddengan masyarakat negeri, tahun 1639 oleh kerajaan belanda, negeri Nusaniwe di beri gelar “Koningen van Nusaniwe”/ disebut negeri Raja Nusaniwe selain negeri Soya dan negeri Kilang pada Zaman itu. Sejalan dengan keinginan belanda untuk menjajah dan menguasai serta pertambahan penduduk yang cukup pesat, mengakibatkan luas wilayah petuanan negeri nusaniwe menjadi sempit. Di era tahun 1945, negeri Nusaniwe hanyalah dudun Airlouw dan Erie. Dulu dusun Erie adalah tempat berkebun, pusat dati-dati dari masyarakat yang tinggal di Amatiang sekitar tariu. Lama-kelamaan karena pertambahan penduduk yang semakin banyak maka terbentuklah dusun Erie setelah dusun Airlouw.
Adapun terbentuknya Dusun airlouw adalah sebagai berikut: Pada uraian terdepan disinggung bahwa Ukuhener/yang dipusat kerajaan Nusaniwe yang letaknya di pegunungan. Di kemudian hari kekayaan alam berupa pohon duren dan sagu hilang atas sumpahan nenek moyang karena kaki Raja tertusuk duri sagu, maka pindah ke pesisir pantai. Disana sukar ditemukan air  tawar, yang ada hanyalah satu kolam air, yang jika diambil sangatlah sulit karena letaknya yang tersembunyi dan tertutup oleh akar-akar pohon, oleh bahasa setempat kolam itu disebut “Airlouw”. Airlouw terdiri dari dua kata yaituAir: artinya Air, dan Louw :satu cara mengambil benda (AIR) dengan posisi badan membungkuk dan tangan terlunjur ke depan. Berawal dari cerita tersebut daerah di sekitar itu dinamakan Airlouw hingga kini dan merupakan pusat kerajaan Nusaniwe yang kedua di pesisir (pusat kerajaan di pegunungan dipindahkan ke pesisir pantai). Dusun Erie yang sekarang sebagai pusat pemerintahan negeri Nusaniwe karena pertimbangan bahwa daerah tersebut dekat denga pusat kota sangat strategis karena menghadap pintu masuk kota ambon yaitu Tanjung Nusaniwe dan Tanjung Allang
 (sumber data: Raja, Kapitan dan tokoh adat negeri Nusaniwe)

Itu saja lalu lanjutnya beta mau kasih sedikit informasi tentang kondisi geografisnya…
Nusaniwe merupakan salah satu negeri adat di jazirah leitimur kecamatan Nusaniwe kota ambon (kira-kira 4  LS dan 128  ½       BT).
Letaknya: sebelah barat kota ambon dan luasnya:16.000 hektar.
Secara geografis garis batas wilayah Nusaniwe sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan teluk ambon
Sebelah selatan berbatasan dengan laut banda
Sebelah timur berbatasan dengan Amahusu
Sebelah barat berbatasan dengan desa Seilale dan latuhalat.
         (sumber data: balai negeri nusaniwe)
       Di negeri nusaniwe berlaku iklim tropis dan mengalami dua jenis musim yang silih berganti, musim kemarau berlangsung dari bulan oktober sampai bulan april, di tandai dengan bertiupnya angin barat. Sedangkan musim penghujan yang berkepanjangan berlangsung dari bulan april sampai oktober. Di antara dua musim ini terdapat musim peralihan (musim pancaroba) yang di tandai dengan curah hujan yang tinggi dan angin yang bertiup dari, kearah yang tidak menentu


semoga semua info/ sejarah diatas dapat berguna bagi pembaca....
GBU

7 komentar:

  1. 7 kalitan Latuhalat tdk perang lawan Lasang Pius dan Surinai bro.
    7 Kapitan dibawah pimpinan Sakti Huripao Saktiawan Latumeten hanya bantai 3 benten yg dibuat Kapitan Adji Peear dan anaknx yaitu:
    1. Benteng Kota Belo
    2. Benteng Hatuhulan dan;
    3. Benteng Amanlanite.
    Ketiga benteng ini milik matarumah LEMOA degn Upu Pao.
    Sbb kami anak cucu tdk brperang dgn nama kturunan Lasang Pius dan Surinai dr matarumah Lehesue.
    Bukti benteng masih ada puing2nx.
    Dan kami tahu anaknx Kapitan Peear lari lewat gayang Ubi mnju Rutuhata dan sampai ke pantai nama ambe parao/kora2 panggayo dan lemas dan trdmlar diselamatkan oleh Raja Lasahatila sampe tes kesaktian jdniya mata air dgn nama parigi Peear di dati Apatetun milik Lasangpius Watilete dan tombak pusaka Adji pear msh ad tersimpan sm baju yg kena sinar tombak Nunjsaku yg dipegang Si Raja Hitam yg sakti.

    BalasHapus
  2. Intinya Kapitan Lasang Pius tdk punya Soa Papala dan Ukuhuri
    Soa Papala ada ceritanya guys.
    Intinya Kedua Soa ini ditempati oleh Kapitan Adji Peear dengan anak2 Kapitan yg mgkin sy sebutkan kalian kaget sbb yg tahu anak2 Kapitan ini hnya Matarumah Lemoa yg berkuas di Umaeteng sampai batas kali Patiru.
    1. Kapitan Latulokar
    2. Kapitan Idem
    3. Kapitan Tapiluhu
    4. Kapitan Salsuwang
    5. Kapitan Risupeaij
    Sy batasi aja bro Ada lagi nama2 Kapitan tapi lbh jelasnya tanya di Matarumah Lemoa turunan Bontowawa Peear sbb ini BAB mereka, yg tahu kapitan2 yg dibantai habis lenyap oleh Kapitan HURIPAO SAKTIAWAN LATUMETEN SI RAJA HITAM SAMA 6 KAPITAN LAINNYA.
    SOA PAPALA ITU MASUK DALAM ULI NUSANIWE SAAT TOMELO LATUSOPULALAN JADI RAJA KRISTEN PERTAMA DI NUSANIWE dan oleh pndektan dgn Kapitan Latumeten baru dimasukan.
    Sampai anaknx Raja Don Andrea De Sousa buat salah vor COC maka dianut Raja andarias lidah 👅 babulu. Distulah Nusaniwe lemah Latuhat badiri 1615 dan Nusaniwe digantikan oleh Raja perempuan asal Negeri Kilang Latibeaij dgn gelar Pati Hua Raja Bagus.
    Beta cukup deh

    BalasHapus
  3. Raja Kilang Marga LATUBESIJ Matarumah Lakon

    BalasHapus
  4. Bagaimana caranya amahusu masuk dibawah kekuasaan nusaniwe sementara sejarah nusaniwe saja baru ada di abad ke 13 M sementara amahusu sudah ada sebelum abad 13 dan satu lagi dalam sejarah negri seilale saja menyebutkan seilale merupakan negri ke tiga di jasirah nusaniwe setelah amahusu dan eri... ini yg namanya pembohongan publik... ingat sebelum kalian ada sudah ada upu .... .... tuni latunusa dan saudaranya dengan kebesarannya dan juga jangan lupa dengan perjanjian batu saniri atau disebut dengan saniri .... maaf b tidak bisa melengkapi yg saya beri tanda .... karna itu privasi jangam sampai disalahgunakan.

    BalasHapus
  5. B kawtir cerita ini di bolak balik... apakah raja lopulan kristen itu lopulalan raja satu2nya... ataukah ada raja lopulalan yg jauh sebelum itu sdh mnjdi raja pertama skli... apakah klau b slah kapitan atau malesi bs mnjdi pemimpin sebuah negeri. B minta maaf klu salah...

    BalasHapus